seperti biasa
aku jatuh membasahi bumi
meberikan sejuta nikmat dan berkah
membahasahi tanah-tanah yang penuh debu
mengalir indah di atas jalan-jalan beton itu
seperti biasa
aku hadir di tengah harap dan damba
ditengah harap tanah-tanah penuh debu itu
dan ditengah damba hijaunya daun yang mulai mengering
aku hadir tak kau duga dan tak kau pinta
seperti biasa
ditengah harap dan damba itu
aku selalu dimaki, dicaci tanpa lelah
aku yang membasahi tanah-tanah penuh debu itu
selalu disalahkan tanpa lelah
seperti biasa
kamu selalu menyalahkanku
kau bilang aku penyebab air tergenang itu
kau bilang aku penyebab tanah berjatuhan itu
padahal aku hanya jatuh
aku hanya jatuh
jatuh untuk meberikan sejuta berkah untuk bumi
jatuh untuk membahasi tanah-tanah penuh debu itu
dan jatuh untuk menghijaukan daun yang hampir kecoklatan itu
hanya itu, apakah kamu masih ingin menyalahkanku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar