Tak pernah
kubayangkan di akhir sujud terakhirku aku akan memanjatkan doa ini. tak pernah
terfikirkan dalam benakku di setiap doa doa yang biasa ku lantunkan saat sholat
aku akan menambahkan lantunan doa ini sebait doa yang kupanjatkan khusus
untukmu ayahku tercinta. Sudah 12 belas hari semenjak kepergianmu sudah 12
malam lamanya engkau tidak ada menemaniku di hari-hari libur ku di rumah. Sudah
12 hari tak ada canda tawa yangbiasa kita lakukan bersama di rumah bersama ibu,
mba lita dan dafi. Tak ada lagi kata-kata engkau yang terkadang membuat aku dan
ibu tertawa lepas. Dan tidak ada lagi yang bertanya apakah aku sudah makan atau
belum dan membelikan apapun makanan kesukaanku agar aku mau makan. Tidak ada
lagi semua itu.
Ayah apakah
engkau tau sepinya ramadhan ini bagiku tanpa kehadiran mu? Mungkin bukan aku
saja yang merasa kesepian tapi keluargamu dan semua orang yang merasakan
kehilanganmu. Aku masih ingat 2 hari sebelum ayah terbaring di rumah sakit ayah
masih membelikan ku sop buah yang aku minta. Aku juga masih ingat saat ayah jumat
itu saat ayah jatuh dari tempat tidur dan berusaha bangkit kembali. Aku kira
hanya jatuh biasa dan gak berapa lama setelah itu ayah sudah tak bisa berkata
lagi di atas tempat tidur. Sungguh aku tak tahu aku kira ayah hanya jatuh biasa
dan saat dirumah sakit ayah divonis struk dan masuk ruang ICU. Malam itu aku
dan mba lita menyusulmu ke rumah sakit dan melihat keadaan mu. Di rumah sakit
tak ada satupun kata yang terucap dariku saat aku melihat ayah tebaring di
ruangan ICU hanya tangis yang terdengar saat itu aku tak bisa berkata apapun. Hanya
satu kalimat yang aku keluarkan “ayah cepet sembuh ya” hanya itu. Sampai 12
hari di ruang itu setiap pamit pulang aku selalu mengucapkan itu. Setiap harinya
aku selalu berdoa untuk kesembuhanmu. Aku tahu ALLAH sangat baik kepada ayah
setiap harinya ayah menunjukan peningkatan-peningkatan yang signifikan yang
membuat aku dan ibu yakin kalau ayah akan segera pulang ke rumah bersama lagi. Ayah
pun sudah dapat berbicara kembali walau kata-kata mu tidak terlalu jelas dan
aku hanya bisa meraba dan mencoba mengerti apa maksud dari perkataan mu. Namun yang
paling aku ingat saat itu dalam kondisimu yang seperti itu ayah masih
menanyakan kepadaku apakah aku masih ada ongkos saat aku berangkat ke bogor. Aku
juga ingat kta-kata terakhirmu sebelum perkataanmu makin tak jelas “kamu jangan
sedih lagi ya”.
Di hari ke-13
ayah sudah memasuki ruang rawat inap biasa, akupun semakin yakin kalau ayah
akan segera pulang ke rumah segera berkumpul kembali. Hari itu aku menemanimu
dari pagi hingga malam. Hari itu memang lebih sepi dibanding hari biasanya. Mungkiin
karena sudah di ruang perawatan atau entah kenapa. Hari ini tumben sekali tidak
ada satupun yang menjenguk ayah, padahal setiap harinya ada saja yang menjenguk
ayah bahkan ada yang menjenguk ayah hampir setiap harinya. Aku berfikir mungkin
besok akan ramai yang datang melihat ayah. Malam itu aku pulang aku tak bisa
menemani sampai esok hari karena keesokannya aku harus ke bogor. Aku tak
menyangka pamit ku yang terakhir itu menjadi pamitku kepadamu untuk yang
terakhir kalinya. Keesokan paginya aku di telfon ibu dan engkau telah pulang ke
rahmatullah. Aku, dafi dan mba lita yang ada di rumah langsung menuju rumah
sakit. Aku tak menyangka sungguh ini semua terasa seperti mimpi. Akupun
menyesal malam itu aku tak jadi menginap menjagamu sampai pagi datang. Mungkin itu
memang yang diinginkan mu agar aku tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Ya Allah
mudah-mudahan di hari jumat di bulan ramadhan ini menjadi berkah untuk ayah. Amiin
Mungkin Ayah kini
kau telah tiada, engkau telah menghadap ilahi. Sampai saat ini pun tangisku masih mengalir tak berhenti ketika aku mengingat kengangan- kengangan indah bersamamu. Ayah engkau memang bukanlah ayah
yang sempurna namun bagiku kau tetaplah yang terbaik. Sekarang yang bisa ku
lakukan hanyalah berdoa dan menjadi anak yang sholeh agar engkau bangga kepaku.
Aku akan belajar dan bermanfaat untuk orang lain agar nantinya engkau tak akan
khawatir lagi kepadaku. Karena hanya itu lah yang bisa ku lakukan. Ayah tenang
aja tari bakal buat ayah bangga :’)
“ya ALLAH, lapangkan lah kubur
ayah, jauhkan lah dari siksa kubur, ampunilah segala dosa-dosanya dan masukan
ayah ke dalam surgaMU” amiin yaRabbal alamin
8 Juli 1960 -12 Juli 2013
LOVE YOU AYAH :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar